Oleh Moh Samsul Arifin
Malam itu badanku kurang tegak
Sejenis ‘keletihan’ yang aku tahu pasti dari mana berasal mengganggu
Maklum, nafas hidupku—baru itu yang belum dimiliki
Terus terang saja, sebetulnya pemenuhannya harus segera
Tapi isi kepalaku terus menyemburkan banyak pertimbangan
Hingga aku tak tahu harus mendahulukan yang mana: tubuh atau isi?
Sebungkus nasi barangkali telah cukup untuk membuat tubuh berdiri
Hanya saja, beberapa buku mungkin membuatku tidak kunjung selesai memahami dunia
Lalu, aku harus bagaimana?
--Matraman, 22 April 2000 pukul 20.00 WIB lebih
No comments:
Post a Comment